Selasa, 08 November 2016

MEMBANGUN KEMANDIRIAN DALAM BER-ORGANISASI

Kemandirian bukan bawaan. Kemandirian tidak datang secara simultan. Ada peroses, dibutuhkan kebiasaan dan latihan secara konsisten untuk mencapai kemandirian. Kemandirian bukan monopoli pada seorang pemimpin saja. Kemandirian harus tumbuh dari setiap individu, kemudian individu membentuk kelompok, dari kelompok membentuk komonitas. Kemandirian harus menjadi spirit dan polarisasi dalam hidup keseharian. Ketika, individu, kelompok dan komonitas telah tercipta kemandirian maka akan tercipta satu tatanan hidup yang diniamis. Kemandirian di dalam organisasi misal, sebuah organisasi harus bisa menciptakan sikap kemandirian. 

Dengan adanya sikap kemandirian maka pola perjalanan organisasi akan mampu bersinergi dengan baik. Oleh sebab itu seorang pemimpin dituntut mampu membangun kemandirian dengan cara memberikan kepercayaan dan kontrol secara berkala dan berkelanjutan. Control diperlukan sebagai alat dalam melihat sekala dan prioritas selama ia bekerja atau berada di organisasi. Selanjutnya kepercayaan merupakan satu instrument guna membangun kemandirian terhadap diri dan patner itu sendiri “anggota”.

Dengan diberikan kepercayaan pada diri individu dimungkinkan individu tersebut akan terjadi dinamika “kompetensi” berupa tanggung jawab. Menumbuhkembangkan rasa percaya diri dan tanggung jawab bukan satu hal yang mudah dan juga bukan hal yang sulit. Maka pola intraksi dan komonikasi bisa didorong guna menciptakan pengaruh terhadap individu yang lain.

Tak mudah mengelola sebuah organisasi. Bukan berarti tidak bisa. Kematangan dan komitmen dapat menjadi bekal seseorang untulk menjalankan roda ke-organisasi-an secara baik dan sistematis. Keterbukaan antara anggota dengan anggota lain menjadi kunci dalam membangun seprirt yang lebih baik. Hindarilah sikap menggurui sesama anggota, karena pada perinsipnya manusia paling anti terhadap cara-cara seperti itu.

Kunci keberhasilan tidak dapat diukur dengan melimpahnya materi, atau kita bisa memimpin satu perusahaan besar. Karena banyak para pemimpin perusahaan besar ternyata mengecewakan karyawan-nya. Mengapa banyak pemimpin perusahaan mengecewakan karyawan-nya, jawabnya sederhana. Pertama tidak adanya komonikasi yang baik antara pemimpin dan yang dipimpin. Terkadang seorang pemimpin lebih mengedepankan sikap otoriter--nya, dan mengabaikan aspirasi bawahannya.

Organisasi bukan milik individu maka sikap individual itu harus dihindari. Setiap orang memiliki kepentingan dan penting bagi seorang pemimpin memahami kepentingan anggotanya. Tapi bukan berarti pemimpin harus tunduk dan terkontaminasi oleh banyak kepentingan. Komonikasi dan lakukan komonikasi, paparkanlah kepentingan perusahaan dan akomodasi kepentingan anggota. Karena dengan mengakomodasi kepentingan anggota, dengan sendirinya anggota akan mengedepankan kepentingan bersama.

Bangun sikap disiplin. karena disiplin akan membawa pada kesuksesan dan keberhasilan. Sukses belum tentu berhasil. Dan sukses merupakan keberhasilan.

Jumat, 28 Oktober 2016

Mapper GMKI P.Siantar-Simalungun: Jangan Takut Berorganisasi !!!


Untuk memulai sesuatu perlu ada pertemuan dan perkenalan, hal ini pula tercermin dari masa perkenalan atau biasa kader-kader GMKI menyebutnya dengan istilah Mapper (Masa Perkenalan dan Persekutuan). Sudah menjadi tradisi tertentu bahwa jika ada kegiatan dalam sebuah komisariat maka akan dihadiri oleh Kader-kader dari komisariat GMKI dalam lingkup cabang Pematangsiantar-Simalungun. Dalam maper kali ini jumlah pesertanya diikuti kurang lebih 50 orang. Memang untuk memulai sesuatu perlu adanya proses untuk pendalaman hal tersebut.

Kegiatan mapper yang dilaksanakan oleh Komisariat Universitas Simalungun pada tanggal 28 Oktober 2016 yang bertempat di salah satu ruang Aula FKIP Universitas Simalungun berjalan dengan lancar dan penuh hikmat.

Dalam kegiatan mapper yang dilaksanakan tersebut terdapat 6 materi dan juga para pembicara yang di siapkan oleh panitia antara lain Sejarah GMKI (kakanda senior Ir. Rospita Sitorus), Visi dan Misi GMKI (kakanda senior Pdt. Dr. Apeliften Sihombing),  Thema dan Subthema GMKI (kakanda senior Dra. Corry Purba, M.Si), Tri Panji GMKI (kakanda senior Hermanto Sipayung),  Motto GMKI (kakanda senior Marulam Simarmata SP, M.Si) dan Konstitusi GMKI  (Badan Pengurus Cabang) serta dipandu oleh moderator yang berasal dari pengurus Komisariat Universitas Simalungun. Realita yang terjadi bahwa peserta atau calon anggota sangat aktif dalam proses mapper tersebut dimana terjadi proses timbal balik dalam diskusi yang diadakan.

Sambutan dari Ketua Panitia Mapper Komisariat USI, Wahyu Simanjuntak (Wakil Ketua Aksi dan Pelayanan) mengatakan bahwa dari sinilah proses dinamika terjadi dimana untuk mengarungi sebuah organisasi perlu lecet atau luka karena loyalitas dari setiap individu dari peserta atau calon anggota perlu diuji, karena mengingat bahwa sebuah organisasi berjalan bukan hanya untuk perseorangan tetapi untuk semua yang berada didalam organisasi ini.

Terlepas dari itu, kesan dari semua pengurus komisariat Universitas Simalungun juga diutarakan dengan harapan yang besar, seperti yang dikemukakan oleh Ketua Komisariat USI (Leonardo Sipayung), bahwa jangan takut berorganisasi
karena didalam organisasi kita belajar banyak hal untuk membentuk kepribadian yang kuat untuk menghadapi masa depan.

Akhir dari proses mapper tentunya mempunyai hasil bahwa total peserta atau calon anggota yang lulus dan tidak lulus. Ini yang menjadi ketegangan tertentu bagi mereka peserta atau calon anggota, karena hasil yang ditentukan oleh Panitia dan juga Badan Pengurus Cabang berdasarkan beberapa kriteria, dan jika seseorang peserta tidak sama sekali mengikuti materi atau lari dari kriteria tersebut maka dinyatakan tidak lulus dan mengulang pada mapper berikutnya. Demikianlah keputusan Panitia dan BPC dinyatakan bahwa peserta atau calon anggota yang lulus maper berjumlah 5o orang dan semuanya dinyatakan LULUS 100%.

Tinggilah Iman Kita

Tinggilah Ilmu Kita 

Tinggilah Pengabdian Kita


Ut Omnes Unum Sint.. Syalommm!!!

Senin, 24 Oktober 2016

Dokumentasi Latihan Kepemimpinan, 21 - 23 Oktober, Pondok Bulu, Parapat.




































Latihan Kepemimpinan (LK) GMKI Cabang Pematangsiantar-Simalungun


GMKI menjadi pusat sekolah latihan bagi orang – orang yang mau bertanggungjawab. Demikian penggalan kalimat Founding Fathers GMKI Johanes Leimena dalam memotivasi setiap kader GMKI agar mampu menjalankan tugas dan tanggungjawab yang diemban secara baik. Hal ini tentunya sangat berpengaruh terhadap pola pergerakan GMKI hingga saat ini.Kehadiran Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia adalah untuk memberikan kesejukan dan kenyamanan secara kontinyu pada tiga medan gumul GMKI yaitu Gereja, Perguruan Tinggi dan Masyarakat, sebagai ladang kerja GMKI untuk melakukan kajian dan penalaran terhadap fenomena-fenomena sosial. Kajian yang membutuhkan keteladanan tersendiri untuk menelaah secara cermat selaku kader GMKI dalam menghadapi tantangan yang selalu menghadang untuk menjawab tuntutan dalam medan gumul GMKI. Kebutuhan terhadap profil kader yang diinginkan memaksa GMKI agar tidak terus stagnan namun harus dinamis selaku orang-orang yang dipercayakan untuk tetap berjuang menuju stabilitas kepemimpinan yang paripurna. Persoalan-persoalan yang terjadi baik itu akademik, gerejawi, masyarakat, maupun pemerintah, memaksa GMKI bisa menemukan jalan keluar (solusi) demi suatu perubahan yang baik. GMKI terpanggil untuk membina dan mempersiapkan kader yang cerdas, kreatif, inofatif serta pandai dan bijaksana dalam menyikapi berbagai macam persoalan yang terjadi pada saat ini dan pada masa-masa yang akan datang. Olehnya itu dibutuhkan locus yang tepat untuk belajar secara baik dalam pendidikan ekstra sesuai bidang ilmunya. Kepemimpinan sangatlah penting bagi seorang maupun organisasi tertentu, bukan hanya secara teoritis dibutuhkan tetapi cara menggunakan materi teoritis tersebut dalam bentuk pengaplikasian terhadap medan gumul GMKI. Kepemimpinan yang dibutuhkan secara kristiani tidak semata untuk produksi kader saja, tetapi kebutuhan akan spesifikasi kelmuannya juga amat penting. Terhadap semuanya itu, Latihan Kepemimpinan (LK) sangatlah menjadi bagian esensi dalam keterpanggilan GMKI untuk memenuhi integritas, spiritualitas dan profesionalitas. Kegiatan ini berusaha untuk membina, melatih dan mempersiapkan potesi gerakan yang kelak akan menjadi stake holder masa depan Gereja dan Bangsa untuk menjawab segala problematika kehidupan yang dialami serta bertanggungjawab akan kelangsungan pergerakan. “Menjadikan Pemimpin Kristen yang Efektif Sesuai Profil Kader dan Kebutuhan Bidang Keilmuannya. Kebutuhan akan kesemuanya” itu adalah demi mempersiapkan potensi gerakan yang unggul dan cerdas sesuai tuntutan zaman, memiliki nilai tawar yang mempuni dan mampu bersaing dengan orang lain. Kompleksitas kader itulah diharapkan dapat menjadi pemimpin-pemimpin masa depan yang sempurna dan mampu berbicara banyak. Latihan Kepemimpinan (LK) dipandang perlu untuk dilaksanakan demi memenuhi kader yang diinginkani. Dalam perjalanannya, GMKI senantiasa diperhadapkan dengan segala bentuk problematika kekinian baik secara internal maupun eksternal terutama tri matra gumulnya yakni Gereja, Masyarakat dan Perguruan Tinggi. Problema itu harusnya dapat disikapi secara arif oleh segenap potensi GMKI. Demikian GMKI sebagai sekolah latihan mewajibkan potensinya untuk mengembangkan kapasitas dan kemampuan diri. Nyatalah bahwa yang diharapkan bukan saja kepintaran dan kepandaian secara akademis kader tetapi juga skill sebagai calon pelayan masyarakat.

Adapun tujuan kegiatan Latihan Kepemimpinan ini adalah menciptakan kader yang berjiwa pimimpin baik Secara secara internal organisasi: Sebagai wujud kongkrit menanamkan peran-peran GMKI secara umum dan secara khusus terhadap GMKI Cabang Pematangsiantar-Simalungun dalam panggilannya ditengah-tengah medan gumulnya, yang pada segmentasi pendidikan sebagaimana kapasitas ilmu kependidikan dan teologis terkhususnya pada implemetasi peningkatan mutu. Sebagai sarana untuk mengaktualisasikan kehadiran GMKI Cabang Pematangsiantar-Simalungun, yang langsung menyentuh esensi problematika yakni persoalan pemberdayaan pengetahuan secara menyeluruh dan meningkatkan sumberdaya Mahasiswa Kristen untuk berkiprah sebagai masyarakat intelektual yang nantinya dipersiapkan untuk menjadi sosok guru dan teolog yang profesional di tengah-tengah masyarakat Maluku pada khususnya. Secara Eksternal Organisasi : Latihan Kepemimpinan ini bertujuan mempersiapkan kader baik pada aspek kecakapan organisasi, sekaligus pembentukan dan penguatan kapasitas diri (integritas, profesionalitas, dan spiritualitas) guna mengemban misi organisasi dengan tuntutannya yang tinggi yakni melaksanakan gerakan oikumene dan kebangsaan dalam dunia mahasiswa.

Melatih diri mulai dari sejak dini untuk menjadi seorang pemimpin, adalah suatu bentuk pengenalan diri. Sehingga, sebelum kita bermimpi jadi seorang pemimpin kita harus mengenali diri kita dan mengerti akan arti seorang pemimpin. Latihan Kepemimpinan ini akan membentuk dirimu kelak jadi pemimpin. Demikian disampaikan Fawer Full Fander Sihite selaku Ketua Cabang GMKI saat membuka Latihan Kepemimpinan (LK), yang diikuti Pengurus Komisariat STT-HKBP, Pengurus Komisariat FKIP UHN, Pengurus Komisariat Universitas Simalungun yang berlangsung di Pondok Bulu, Parapat. Kegiatan ini di laksanakan selama 3 hari pada tanggal 21 – 23 Oktober 2016.

Hadir dalam pelatihan tersebut, Lundu Tamba, S. Pd (Berfikir Metodologis), Batara Manurung, S. Pd (Management Diri), Elvina Simanjuntak, S. Th (Bersaksi, Melayani dan Aktif bersekutu & Kesetian dan Komitmen dalam organisasi), Pdt. Dr. Batara Sihombing (Kepemimpinan Kristen). Sesi pembukaan Brainstorming, Christian Silitonga, SH, Rindu Marpaung, S. Pd Serta Kakanda senior yang bersedia memberikan motivasi Pardomuan Simanjuntak, SH. M. Si, Josep Saragih, SH, Fery Tampubolon, Triwani Purba, S.Kom, Tonggo Sibarani, S. Pd.

Tinggi Iman

Tinggi Ilmu

Tinggi Pengabdian

Ut Omnes Unum Sint..!! Syalom