Letaknya: TB Silalahi Center berada di Jalan Pagarbatu
No.88, Desa Silalahi Pagarbatu Balige, Kabupaten
Toba Samosir. Lokasi tempat TB Silalahi Center ini berdiri, dulunya adalah
lahan yang digunakan oleh Pabrik air minum Aeroz. Lokasi ini, mulai dari lokasi
parkir sampai dengan kolam renang TB Center (Pagarbatu) memiliki luas lahan
sekitar 2,6 Ha.
Setelah Soft Opening Museum
Batak TB Silalahi Center pada tanggal 18 Desember 2010 bulan lalu yang dihadiri
oleh Bapak Lambock Nahatands Wakil Sekretaris Kabinet, Wakil Gubernur Sumatra
Utara Dan Para Bupati dari beberapa kabupaten yang mengisi 6 puak
Batak, Museum Batak ini akan segera diresmikan oleh Bapak Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 18 Januari 2011 di komplek TB Silalahi
Center Desa Pagar Batu, Balige Kabupaten Toba Samosir. Berbagai persiapan untuk
penyambutan Presiden pun sudah dilakukan cukup matang dengan bekerjasama dengan
berbagai pihak.
Dan direncanakan juga pada
saat Grand Opening tersebut akan ada Penganugerahan pakaian Kebesaran Adat
Batak kepada Bapak Presiden RI dan Ibu Negara yang dilakukan oleh 6 Pemuka
Lembaga Adat 6 Subetnis Batak
Selanjutnya Museum Batak ini
siap menjadi objek wisata sekaligus tempat untuk melihat dan mempelajari
benda-benda kuno serta kebudayaan warisan leluhur bangsa Batak.
Bangunan berarsitektur modern
ini memiliki 3 lantai dan lahan kurang lebih seluas 5 hektare. Meliputi outdoor
museum seluas1.536 m2 yang terdiri dari kantor, ruang CCTV, laboratorium, ruang
pelayanan dan ruang utilitas. Lantai 2 berada di area seluas 1.340 m2 dengan
fasilitas ruang pamer indoor tetap, ruang pamer temporer,
ruang pamer benda khusus, ruang audio visual, dan ruang edukasi. Di lantai
3 merupakan atap museum sebagai mini kafe dan viewing peck. Di
bagian depan gedung, terdapat diorama 6 puak Batak yakni, Batak Toba, Karo,
Simalungun, Mandailing, Pakpak Dairi, dan Angkola.
Museum Jejak Langkah dan
Sejarah TB Silalahi dibagi menjadi dua, yaitu taman perjuangan dengan luas
sekitar 1100 m2 yang sekaligus menjadi halaman depan kompleks
TB Silalahi Center dan Museum Indoor dengan luas 400 m2.
Di Taman Perjuangan ini
terpajang Kendaraan Tank AMX yang merupakan Tank Komando Batalyon Kavaleri
8/Kostrad. Mayor TB Silalahi adalah Komandan Batalyon ini pada kurun waktu
1972-1975. Disamping itu terdapat juga Helikopter Serbu BO-105 yang sering
dipakai oleh TB Silalahi selama bertugas secara aktif di tni ad.
Ditengah taman terdapat
Patung TB Silalahi beserta patung harimau (macan) yang merupakan simbol dari
kesatuan-kesatuan yang pernah beliau lewati. Kesatuan tersebut adalah Kodam
Siliwangi dan juga Batalyon Kavaleri 8/Kostrad.Sekaligus juga merupakan shio
dari tanggal lahirnya, yang dalam ilmu perbintangan Cina merupakan salah satu
Shio terbaik karena membawa keberuntungan.
Masuk kedalam museum indoor,
pengunjung dapat melihat foto 6 presiden RI mulai dari Presiden Soekarno sampai
dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Hal ini menunjukkan
keterlibatan beliau dalam sejarah
panjang perjuangan bangsa dan
negara Republik Indonesia.
Secara sistematis foto demi
foto disusun, banner demi banner diletakkan sehingga para pengunjung bisa
memahami dengan jelas
perjalanan hidup beliau mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, saat mengabdi
sebagai prajurit TNI AD, saat menjadi anggota kabinet sebagai menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara, dan saat menjadi Tokoh masyarakat yang terlibat
dalam bidang kemanusiaan, keagamaan, dan sosial budaya.
Didalam museum disimpan
berbagai berbagai Pakaian Dinas TNI-AD. Mulai dari pakaian siswa taruna Akmil
TNI, pakaian dinas upacara,
pakaian dinas lapangan, dan pakaian dinas harian yang digunakan selama aktif di
TNI AD. Juga dipajang pakaian dinas kontingen garuda untuk PBB, Toga
waktumendapatkan gelar DR (HC) dari Universitas Gregorio Araneta Filipina,
pakaian dinner party Asrena
KASAD (1985-1988) dan juga
pakaian dinner party Menteri Kabinet Pembangunan VI (1993-1998). Disamping
pakaian kedinasan juga dipanjang pakaian daerah suku Bugis Makasar dan juga
pakaian suku Melayu yang diberikan oleh Kesultanan Deli (2007), dimana kedua
suku itu telah mengangkat beliau menjadi warga kehormatan. Suatu bukti betapa
pengaruh dan keberadaannya melintasi rasa kesukuan, rasa kedaerahan, dan rasa
keagamaan.
Pataka MABESAD, KODAM Siliwangi, KODAM Hasanuddin, dan KODAM Diponegoro, dan KOSTRAD digantung dengan rapi di dinding ruangan sebagai bentuk dari perjalanan beliau melewati berbagai kesatuan sampai penugasan terakhir sebagai prajurit TNI.
Pataka MABESAD, KODAM Siliwangi, KODAM Hasanuddin, dan KODAM Diponegoro, dan KOSTRAD digantung dengan rapi di dinding ruangan sebagai bentuk dari perjalanan beliau melewati berbagai kesatuan sampai penugasan terakhir sebagai prajurit TNI.
Ditengah ruangan terdapat sebuah mobil dinas
PBB, jeep M-16 yang merupakan mobil yang digunakan oleh Mayor Kavaleri TB
Silalahi untuk melakukan inspeksi pasukan perdamaian PBB (UNEF) di gurun Sinai
pada musim gugur 1974. Beliau menjabat sebagai Camp Commandant di Markas UNEF
di Kairo Mesir yang bertugas menjaga perdamaian akibat perang antara Mesir dan
Israel. Bendera yang tergantung di
plafond ruangan yang meliputi
PBB, Indonesia, Mesir, Israel, Suriah, dan Jordania merupakan negara dan
organisasi yang terlibat dalam misi perdamaian.
Bintang-bintang dan tanda
kehormatan termasuk Bintang Mahaputra sebagai salah satu putra terbaik
Indonesia juga disimpan didalam museum ini. Koleksi juga meliputi banyak
kenang-kenangan dari berbagai
pejabat pemerintah negara asing seperti dari Presiden Bill Clinton, Presiden
Fidel Ramos dll. Dalam kapasitas sebagai seorang pengajar, dimuseum ini juga
disimpan banyak kenang-kenangan karena menjadi keynote speaker dalam berbagai
seminar nasional.
Koleksi belumlah berhenti sampai disitu, masih banyak lembaran sejarah yang harus dilewati. Museum ini adalah motivasi bagi generasi muda bahwa kunci sukses adalah kombinasi antara belajar keras dan bekerja
keras. Kemiskinan tidak
pernah menjadi halangan untuk mencapai masa depan yang cerah...
Profil TB. Silalahi
2008-12-01
Oleh ramces
2008-12-01
Oleh ramces
Tiopan Bernhard Silalahi dilahirkan di Pematang Siantar pada
tanggal 17 April 1938, ditengah-tengah keluarga yang berkecukupan pada saat itu
karena Ayahnya adalah seorang supir pibadi seorang Belanda yang menjabat
sebagai kepala perkebunan di daerah Sidamanik dan Tiga balata.
Pada umur tiga tahun,
keluarga TB Silalahi pindah ke kampung halaman mereka Pagarbatu Balige. Sebagai
orang yang berkecukupan, ayahnya mampu membeli bis yang digunakan untuk mencari
nafkah. Akan tetapi kebahagiaan itu memudar seiring dengan kedatangan
penjajahan Jepang. Disamping itu ayahanda beliau jatuh sakit yang akhirnya meninggal
dunia pada saat TB Silalahi berumur 5 tahun.
Selama ayahanda beliau dalam
perawatan sampai meninggal, kehidupan TB. Silalahi kecil hidup dalam serba
kekurangan karena seluruh harta terpaksa harus dijual untuk membiayai
pengobatan ayahanda tercinta ditengah-tengah sulitnya kehidupan pada saat itu.
Ibunda tercinta yang sedang mengandung adik bungsunya terpaksa menjadi buruh
pemecah batu bagi perintah Jepang yang sedang membuka jalan.
Penderitaan TB. Silalahi
kecil berlanjut hingga beliau masuk ke sekolah rakyat yang membuatnya berbeda
dengan anak-anak yang lain pada saat itu, beliau terpaksa harus menahan lapar
saat menggembalakan kerbau dan memakan harimonting dan serangga untuk
sekedar mengganjal perut, tetapi seiring dengan menyerahnya Jepang terhadap Sekutu
dan Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945, kehidupan keluarga TB. Silalahi
kecil sedikit membaik karena ibunda tercinta mempunyai kesempatan berdagang
beras ke Sumatera Timur khususnya ke Medan, dan sebaliknya membawa
barang-barang kelontong dari Medan untuk dijual di Balige. Keluarga TB.
Silalahi kecil kembali mengalami penderitaan ketika Ibunda tercinta dirampok
oleh pasukan liar di Batu Lubang, seluruh barang dagangannya dirampas berikut
uang yang merupakan modal usaha.
Kondisi ini memaksa TB.
Silalahi kecil untuk berjuang bersama orangtua dengan membantu berjualan di
pasar setiap hari Jumat. Karena tidak mau merepotkan sang ibu TB. Silalahi
kecil juga bekerja sebagai penjual es cendol, mencuci mobil, menjadi kacung
tenis, mencap kertas rokok untuk sekedar membiayai sekolah dan hidup mandiri,
hal itu berlanjut hingga beliau duduk di bangku SMA yang membentuknya menjadi
manusia yang berjiwa besar dan mandiri. TB. Silalahi kecil juga dikenal sebagai
anak yang hadal atau lebih tepatnya adalah anak yang hiperaktif, berani, dan
selalu tampil sebagai pemimpin, beliau tidak takut memasuki daerah-daerah yang
diyakini sangat angker oleh penduduk kampungnya.
Setelah menyelesaikan
pendidikan SMA, TB. Silalahi berhasil lulus seleksi dan akhirnya mengecap perkuliahan
di ITB jurusan Arsitektur, sebuah perguruan tinggi yang sangat terkenal hingga
saat ini, beliau terinspirasi oleh Presiden Soekarno yang juga alumni dari
Teknik Sipil ITB. Tetapi tersendatnya biaya kuliah karena sulitnya kehidupan di
kampung halaman memaksa TB. Silalahi untuk mengubur impiannya menjadi seorang
arsitek, tetapi hingga saat ini jiwa arsitek beliau selalu mencul dengan
ide-ide yang luar biasa.
Akhirnya ditengah-tengah
kesulitan biaya kuliah, Akademi Militer Nasional ( AMN ) di Magelang membuka
kesempatan untuk pemuda-pemuda Indonesia untuk mengikuti pendidikan militer,
dan TB. Silalahi berhasil lolos seleksi dan menjadi Taruna Militer selama 3
tahun ( 1958 – 1961 ). Sesungguhnya menjadi prajurit adalah cita-cita beliau
sejak kecil tetapi pihak keluarga tidak pernah merestui cita-cita tersebut.
Setelah menjalani pendidikan di AMN, penugasan demi penugasan dijalani TB.
Silalahi. Pengabdian di bidang militer diawali sebagi Danton Yonkav 4 Siliwangi
dalam operasi Kamdagri di Jawa Barat (1962),Wadanki dalam operasi
Kamdagri di Sulawesi Selatan (1963-1965) bersamaan dengan operasi Dwikora.
Danyonkav 8 Tank Kostrad (1972), ke Timur Tengah sebagai pasukan PBB pada
perang Oktober 1973 antara Israel dan Mesir sebagai Camp Commandant UNEF Middle
East di Kairo. Dosen Sesko AD (1974), Asops Kasdam XVI Hasanuddin di Ujung
Pandang (1978), Kasdam IV Diponegoro (1984) dan Asisten Perencanaan dan
Anggaran KASAD (1986) dengan pangkat Mayor Jenderal TNI.
Sejalan dengan penugasannya, TB Silalahi
memanfaatkan waktunya dengan mengikuti pendidikan di Fakultas Hukum Universitas
Padjajaran Bandung sampai sarjana muda (1968) dan mendapatkan S1 pada Sekolah
tinggi Hukum Militer dengan predikat Cumlaude (1995). Atas prestasinya dalam
bidang pemerintahan dan sosial, ia beroleh gelar Doctor Honoris Causa dari
Universitas Gregorio Araneta, 8 agustus 1996 di Manila, Filipina. Karir
militernya dilanjutkan dengan tugas karya sebagai Sekretaris Jenderal
Departemen Pertambangan dan Energi (1988). Pada masa Pemerintahan Presiden
Soeharto (1993), Kabinet pembangunan VI, Ia mendapat kepercayaan menjabat
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan pangkatnya dinaikkan menjadi Letnan
Jenderal TNI. Tahun 2004, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengangkat TB
Silalahi menjadi penasehat presiden yang kemudian pada tahun 2006 menjadi
Utusan Khusus Presiden untuk Timur Tengah dan pada tahun 2007 diangkat menjadi
anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) dalam bidang pertahanan dan
keamanan.
Kenangan indah yang selalu membekas didalam
hatinya adalah persaudaraan yang tulus dan tidak pernah putus dengan masyarakat
Kabere, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Sewaktu TB Silalahi sebagai
Wadanki bersama anak buahnya datang ke desa Kabere, penyambutan seluruh warga
sangat hangat. Ia beserta seluruh anak buahnya bertugas selama setahun didesa
tersebut dan tinggal di rumah-rumah penduduk. Selama setahun itu pula, mereka
diberi makan sehari-hari oleh penduduk sebagai ungkapan rasa terima kasih
karena kehadiran tentara menimbulkan rasa aman di desa mereka. Hal yang paling
patut dicatat dari hubungan persaudaraan ini adalah pada saat TB Silalahi
diangkat menjadi Menteri Pendayagunaan Negara olehPresiden Soeharto. Secara
spontan lebih kurang 10o0 orang masyarakat Kabere melakukan sholat syukur untuk
pengangkatan tersebut. Acara ini dimuat dalam sebuah koran lokal di Ujung
Pandang sehingga diketahui masyarakat umum di Sulawesi Selatan. Oleh masyarakat
kabere, TB Silalahi adalah seorang anak sekaligus saudara. Oleh karena itu, TB
Silalahi diangkat menjadi warga kehormatan Bugis oleh Masyarakat Kabere.
Menurunnya mutu pendidikan di
Bonapasogit, menggerakkan hati TB. Silalahi untuk turut serta bertanggungjawab,
bersama teman-teman masa kecilnya (Alumni SMA Soposurung) beliau
mendirikan Yayasan Soposurung, berupa sebuah asrama yang
menampung siswa/i lulusan SMP yang terpilih melalui seleksi yang ketat untuk
melanjutkan pendidikan di jenjang SMA, setiap tahun 40 orang putra-putri
terbaik bonapasogit (sejak 2008 menjadi 80 orang) digembleng mental dan
karakternya disamping mengikuti pendidikan formal di sekolah (SMAN 2 Balige).
Konsep ini dikenal dengan istilah SMA Plus yang kemudian ditetapkan oleh
Presiden Soeharto sebagai sekolah percontohan di seluruh Indonesia. Pekerjaan
tidak sia-sia, saat ini ratusan alumni sedang menempuh kuliah diberbagiai
perguaruan tinggi terbaik di Indonesia. Juga ratusan alumni sudah bekerja
diberbagai bidang pekerjaan, swasta maupun negeri. Dalam maupun luar negeri.
Profil TB. Silalahi dapat
dibaca dengan lengkap dalam buku autobiografi yang ditulis beliau sendiri
dengan judul "TB. Silalahi, Anak Hadal" dan "
TB. Silalahi Bercerita tentang Pengalamannya".
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
|
||
Nama
|
:
|
DR. TB Silalahi, SH
|
Tempat/Tgl Lahir
|
:
|
Pematang Siantar, 17 April
1938
|
Pendidikan
|
:
|
|
|
Orang Batak memiliki pemukiman yang khas berupa desa-desa
yang tertutup dan membentuk masyarakat kelompok kecil. Biasanya kelompok
ini adalah kumpulan marga/clan atau masih memiliki hubungan kekerabatan.
Desa-desa tertutup ini disebut huta.
Huta dulunya dikelilingi oleh tembok batu/tanah (parik) yang
ditanami oleh pohon bambu yang sangat rapat. Jalan masuk ke huta tersebut hanya
ada satu atau maksimal dua gerbang (bahal), depan (jolo) dan
belakang (pudi). Dekat dengan bahal biasanya terdapat pohon
beringin(baringin) dan atau hariara.Ada dua jenis rumah
adat yang ada didalam huta Batak, yaitu ruma dan sopo yang
saling berhadapan. Diantara kedua deretan bangunan tersebut terdapat halaman
yang luas (alaman)yang menjadi tempat kegiatan orangtua maupun
anak-anak. Kedua bangunan ini, meskipun secara sekilas kelihatan sama,
sebenarnya berbeda dari sisi konstruksi dan fungsi.
Huta Batak hasil di tempat TB Center ini terdiri dari
tiga buah ruma dan tiga buah sopo. Ke-6 bangunan ini adalah sumbangan dari
keluarga-keluarga yang sangat peduli dengan pelestarian budaya Batak.
Berdasarkan informasi dari pemilik diketahui bahwa umur bangunan sudah mencapai
120-150 tahun, dan sudah dilakukan beberapa perbaikan dibeberapa bagian
bangunan. Huta Batak dibuat sedemikian rupa mengikuti bentuk sebenarnya dengan
modifikasi dalam bentuk bahal, parik dan alaman.
Sigale-gale adalah sebuah mitos kisah sedih dalam
kehidupan masa lalu masyarakat Batak, dan berkaitan erat dengan upacara
kematian. Ada beberapa versi cerita yang diyakini oleh masyarakat sebagai
asal-usul legenda patung sigale-gale. Dalam adat Batak jaman dahulu, kesedihan
terbesar bagi seorang orang Batak adalah jika ia meninggal tanpa
menghasilkan keturunan terutama laki-laki sebagai penerus marga. Mereka percaya
bahwa roh (begu) mendiang akan menjadi gangguan bagi masyarakat
satu desa atau satu marga tersebut.
Untuk menghibur hati orang yang
telah meninggal, maka dibuatlah sebuah patung kayu berbentuk manusia laki-laki
yang akan ditampilkan dalam upacara kematian yang secara khusus diselenggarakan
dan disebut papurpur sapata. Dalam upacara ini patung tersebut akan menari
seperti layaknya manusia normal dengan bantuan dari para dukun.Melalui acara
ini diharapkan kekecewaan mendiang akan dapat terobati, sehingga bisa
beristirahat dengan tenang dan tidak mengganggu masyarakat desa.
Replika kuburan/makam batu ini mengikuti bentuk kuburan/keranda batu
kepala-kepala suku/marga ratusan tahun yang lalu. Pembuatan replika ini
dimaksudkan untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa banyak peninggalan Batak
yang berasal dari jaman batu besar (Megalithikum).Merupakan kehormatan jika
seseorang dikuburkan didalam batu. Keranda dari batu ini berbeda dengan keranda
yang terbuat dari kayu dimana keranda kayu ditanam didalam tanah sedangkan
keranda batu diletakkan diatas tanah. Keranda batu dibuat dari sebuah batu yang
besar dan utuh.Dalam perkembangannya, sejak masuknya teknologi campuran semen
ke tanah Batak, pembuatan keranda batu ini tidak lagi menggunakan batu besar,
akan tetapi menggunakan campuran semen yang dibentuk menyerupai keranda batu
jaman dulu dan namanya disebut simin.
Museum:Berada pada salah satu ruangan di Gedung Utama
TB. Silalahi Center dengan luas 180 m2, museum ini mengkoleksi
replika benda-benda peninggalan nenek moyang suku Batak yang merupakan petunjuk
perkembangan peradaban suku Batak.
Masuk kedalam ruangan ini,
pengunjung akan disambut dengan patung yang menyerupai datu (dukun)suku Batak
membawa semua kelengkapannya berupa pakaian adat, tunggal panaluan, sahan
tempat obat serta tas yang berasal dari kulit hewan atau kulit kayu.
Secara teratur melalui
panel-panel yang tertempel di tembok, dijelaskan perjalanan sejarah panjang
peradaban Batak. Hal ini akan membuat pengunjung semakin memahami suku Batak.
Benda-benda replika yang ada
didalam museum ini meliputi perlengkapan yang digunakan dalam bidang kesenian,
perlengkapan rumah tangga, sistem religi dan kepercayaan maupun perlengkapan
dalam sistem kemasyarakatan/adat. Benda-benda ini ada yang terbuat dari
logam maupun kayu.
Selalu diupayakan agar
koleksi bertambah melalui pembuatan replika. Disamping itu diharapkan peran
serta masyarakat untuk berkenan menitipkan barang-barang peninggalan keluarga
didalam museum ini. Hal ini tentu akan bermanfaat bagi banyak orang
dibandingkan hanya disimpan didalam lemari tanpa ada yang mengetahuinya.