Rabu, 17 Mei 2017

PERANAN MEDIA MASSA DALAM PELAYANAN GEREJA





Komunikasi memiliki peranan penting dalam interakasi manusia. Komunikasi tidak hanya menolong manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya tetapi juga berpengaruh dalam pembentukan budaya manusia. Secara Teologi, komunikasi dipahami lebih mendalam. Alkitab memaparkan komunikasi yang terjadi antara Allah dengan umat-Nya. Komunikasi tersebut direfleksikan sebagai relasi iman yang nyata dalam kehidupan umat.
Dalam perkembangannya, manusia kemudian menciptakan berbagai media komunikasi yang semakin mempermudah proses komunikasi tersebut. Dalam perkembangan media komunikasi ini, gereja ikut serta membudidayakan media tersebut dalam praktek pelayanannya. Secara khusus media elektronik yang sangat berkembang saat ini, gereja membudidayakannya untuk memfasilitasi pertumbuhan iman umat.

Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa setiap bentuk media komunikasi khususnya elektronik, memiliki dampak positif dan negatif. Gereja perlu mengantisipasi pengaruh perkembangan media ini agar tidak menjadi batu sandungan bagi pertumbuhan iman jemaat. Karena sangat disayangkan dengan tujuan yang baik tetapi justru dapat menghancurkan esensi persekutuan itu sendiri.
Peradapan manusia sangat tergantung dengan perkembangan media komunikasi yang dipakai. Manusia berusaha menemukan  media komunikasi  yang bertujuan untuk mengatasi banyak permasalahan dalam hidupnya.  Orang percaya sepanjang zaman  memakai media komunkasi  itu menjadi  alat untuk pekabaran Injil. Bersamaan dengan kapitalisasi dan modernisasi  yang berkembang, peran media semakin kompleks dan vulgar. Media  tidak lagi ‘hanya” wadah penyampaian informasi untuk berbagai kebiasaan . Kekuatan media ini terbukti mengambil bagian yang  strategis dalam Pekabaran Injil. Pelayan gereja tidak hanya melalui ibadah dalam gereja saja, namun gereja dapat menggunakan media internet. Pelayan melalui media internet dapat dilakukan, misalnya gereja perlu mengirimkan bahan-bahan renungan harian, artikel. Melalui hanphone dengan mengirimkan pesan-pesan Alkitabiah terhadap warga jemaat.
Penginjilan merupakan salah satu tugas gereja yang sangat penting sesuai dengan  amanat Agung Tuhan Yesus dalam Matius 28:19-20.  Ada beberapa hal yang dapat dilihat sebagai  kontribusi  pelayanan yang dapat dilakukan  melalui media elektronika, misalnya seperti radio. Teknologi bijak untuk disikapi sebagai berkat Tuhan kepada manusia. Di dalam perspektif Kristen, era informasi dan teknologi merupakan peluang untuk mewujudkan secara maksimal berita keselamatan yang dinyatakannya dalam Yesus Kristus. Di satu pihak Allah menghendaki manusia hidup sejahtera agar manusia dikaruniai akal budi, sehingga manusia dapat mengembangkan kehidupannya. Kebutuhan dan penyebaran informasi sebenarnya sejalan dengan semangat kristiani. Maka, kemajuan teknologi adalah potensi yang terbuka untuk dikembangkan bagi kepentingan pelayanan gereja.
Melihat keadaan hidup manusia pada era informatika, gereja harus secara proaktif dalam tugas dan pelayanannya. Misalnya, melakukan program pelayanan yang disesuaikan dengan informatika tanpa menghilangkan sistem tradisional dalam berkomunikasi. Gereja juga harus sudah dapat menggunakan alat-alat informatika dan mengakses berbagai informasi yang dibutuhkan.
Setiap informasi harus dapat dipahami sebagai bahasa untuk petunjuk “planning direction” (perencanaan dan pelayanan). Dengan demikian kemajuan teknologi informatika tidak hanya berpengaruh terhadap dunia, termasuk gereja dan orang-orang Kristen. Gereja perlu mengadopsi nilai-nila yang baik yang diperoleh dari informatika dan mengkomunikasikannya ke dalam kehidupan bergereja. Memang di satu sisi perkembangan teknologi informatika ada yang bersifat destruktif terhadap pelayanan dan kehadiran gereja. Disisi lain, perkembangan teknologi informatika dapat menjadi suatu peluang untuk mengembangkan suatu pelayanan gereja. Melalui teknologi informatika, kelemahan-kelemahan dalam pelayanan dan hambatan untuk meningkatkan efektivitas dan peningkatan pelayanan dapat teratasi. Salah satu hal positif dari perkembangan informatika adalah munculnya rasa tanggung jawab secara individual terhadap gereja. Setiap pribadi mempunyai peran yang dibutuhkan gereja. Hendaknya gereja menjadi tempat terbuka bagi siapa saja baik pribadi maupun keluarga warga jemaat, untuk bersekutu dan melayani sesuai dengan talenta yang dimilikinya masing-masing. Melihat keadaan hidup manusia pada era informatika, gereja harus proaktif memanfaatkan alat-alat informasi dalam pelayanan. Misalnya: dalam membentuk program pelayanan maka para pelayan harus menjadi orang yang dibangun atau yang mampu memanfaatkan alat-alat informasi tanpa menghilangkan sistem komunikasi tradisional. 

Ada dua kemungkinan sikap gereja terhadap perkembangan komunikasi dan informasi, yaitu:
1.   Gereja yang ekslusif: Gereja yang tertutup terhadap informasi dan komunikasi beserta alat-alat atau media informasi. Pemberitaan Injil, khotbah dan pengajaran iman Kristen hanya melalui komunikasi tradisional yaitu dengan pengajaran verbal (diluar itu tidak ada diminati).
2.   Gereja yang inklusif: Ada gereja yang terbuka terhadap informasi dengan melakukan program pelayanan dan memanfaatkan sarana-sarana informasi yang ada. Dalam setiap pelayanan selalu menggunakan berbagai data untuk menyebarkan pengajaran  iman Kristen dan berita Alkitab.
Sikap gereja yang kita harapkan ialah dengan terbuka menerima informasi tersebut  sekalipun harus diakui bahwa setiap informasi dapat berdampak destruktif (merusak) sekaligus dapat juga bersifat membangun (konstruktif). Namun justru karena kedua sikap itu dalam informasi dapat berfungsi sebagai pengarah program pelayanan (planning direction).
Dengan melihat sisi positif dan negatif tersebut, gereja dapat memanfaatkan informasi sebaik-baiknya sebab melalui sarana dan prasarana informasi, kelemahan-kelemahan pelayanan dan hambatan-hambatan yang ditemukan dapat teratasi. Gereja melalui pelayanannya juga harus mampu hadir ditengah-tengah jemaat sesuai dengan perilaku atau pribadi yang terjadi dalam jemaat. Dengan demikian pelayanan gereja di era informasi harus memanfaatkan sarana informasi dan komunikasi seefisien dan seefektif mungkin.
Hendaknya gereja menggunakan media massa menjadi kekuatan dalam peluang PI. Kekuatan media masssa memiliki peluang untuk mengkontruksi realitas yang sangat besar.  Media dengan mudah menciptakan kebenaran menurut persepsi  dari media tersebut. Masyarakat akan dengan mudah menginterpretasikan sebuah kebenaran yang dianut oleh  media tersebut, dan itu bisa berakibat baik dan juga sebaliknya.
Dalam teori pembelajaran sosial  media berada diposisi  sentral di dalam  struktur kehidupan bermasyarakat, baik itu pengaruh, kepentingan  maupun nilai-nilai kebenaran dapat dipertontonkan lewat eksistensi media  tersebut. Jika dipandang dari sudut teori pembelajaran sosial. Maka pemakaian  media massa untuk pemberitaan Injil dan pembentukan karaktek bangsa  adalah hal yang urgen untuk dilaksanakan gereja. Gereja perlu mengimbangi  media-media lain yang komersial. Berbagai penelitian mengatakan, menonton televisi dengan tayangan yang berisikan kekerasan, konsumerisme dll, secara berlebihan  di kalangan anak-anak bisa menyebabkan  cara hidup yang pasif dan malas bergerak pada anak-anak. Dalam hal ini gereja dapat melakukan, dimana gereja sebagai kekuatan yang berada diluar media dapat mempengaruhi pemilik media dan pelaku media agar lebih berpihak kepada nilai-nilai universal seperti yang diajarkan oleh Yesus.
Nampaknya media massa, kini dan masa yang akan datang akan menjadi salah satu faktor yang menentukan untuk membentuk kepribadian manusia baik secara negatif dan positif. Oleh sebab itu bagi gereja media massa menjadi peluang dan tantangan dalam pelayanan. Sehubungan dengan pemaparan di atas maka ada beberapa yang menjadi peran penting media massa yang perlu disikapi dalam meningkatkan pelayanan gereja yakni:

        1. Media massa sebagai sarana untuk berkoinonia
·       Media massa sebagai sarana untuk membangun antusias jemaat beribadah
·       Melalui Hand Phone gereja dapat membangun hubungan komunikasi persaudaraan di dalam kasih Kristus terhadap jemaat baik secara personal, komunal, regional, maupun global
·       Melakukan upaya-upaya kemitraan bersama gereja-gereja dan lembaga-lembaga Kristen lainnya untuk mencapai misi gereja
·       Membangun kemitraan antar jemaat Kristen dalam wadah oikumenis
·       Membangun komunikasi secara internsif dan berkelanjutan terhadap jemaat baik dalam hal ucapan ulang tahun kelahiran, ulang tahun pernikahan, dukungan moral.
·       Mengadakan kegiatan-kegiatan yang dapat memupuk dan meningkatkan kerja sama antar gereja. 
2. Media massa sebagai sarana bermarturi
Sebagai sarana untuk menyuarakan suara kenabian baik bagi warga jemaat, masyarakat dan juga pemerintah
·       Mengadakan kursus-kursus dan seminar-seminar tentang pelayanan media massa, terutama pelayanan Kristiani melalui media cetak dan elektronik
·       Menggunakan dan memanfaatkan media komunikasi massa, khususnya media cetak dan media elektronik sebagai sarana untuk memberitakan kabar baik bagi masyarakat.
·       Media massa (HP, TV, Radio) dapat sebagai alat untuk mengkomunikasikan Injil dan sebagai sarana  penginjilan yang praktis
·       Media massa sebagai sarana untuk melakukan sharing, diskusi maupun dialog secara personal
·       Membuat program-program siaran rohani bagi radio dan televisi yang berisi penerangan, pendidikan, kebudayaan dan penghiburan yang berlandaskan pada etika Kristiani.
·       Sebagai sarana informasi cepat dan praktis sehingga dengan mudah jemaat mengetahui dan terpanggil untuk menjadi bagian dari misi gereja
·       Sebagai sarana untuk memberikan pendidikan sosial politik, sosial ekonomi, sosial budaya,  IPTEK
·       Memberikan pemahaman dan panggilan orang Kristen dalam konteks masyarakat majemuk
·       Media massa sebagai sarana memberikan pengajaran moral, spiritual, melalui TV, Radio, HP, Internet, media cetak, majalah gereja, dll.

v                    3. Media sebagai sarana berdiakonia
·        Media massa sebagai sarana untuk sosialiasi progam pelayanan dalam bidang sosial gereja
·       Membuka peluang-peluang bagi orang-orang Kristen untuk mengekspresikan imannya dengan berdiakonia
·       Sebagai sarana sosial untuk solidaritas
·       Media massa sebagai sarana pelayanan pastoral; Menghibur orang yang sakit, Menguatkan yang berduka, Meneguhkan yang bergumul dengan masalahnya, dan sebagainya.

KESIMPULAN
Komunikasi media massa  merupakan sarana  yang memberi dampak positif dan  negatif, hal ini tergantung bagaimana kita menyikapi dan menggunakannya. Gereja hendaknya memanfaatkan komunikasi media massa sebagai bagian integral dalam pelayanan gereja. Adalah bijak untuk mensyukuri perkembangan informasi komunikasi dewasa ini sebagai buah karya cipta perkembangan IPTEK. Oleh sebab itu Gereja dapat menggunakan  sarana  media massa  sebagai intrumen untuk meningkatkan pelayanan gereja. Media massa dapat berperan dalam tri-tugas hakikat gereja, yakni bersaksi, bersekutu, melayani untuk kemuliaan dan kebesaran nama Tuhan kita Yesus Kristus. Gereja juga harus sudah dapat menggunakan alat-alat informatika dan mengakses berbagai informasi yang dibutuhkan.
Sehubungan dengan peran media massa, serta dampak positif dan negatifnya bagi kehidupan warga jemaat maka ada beberapa hal perlu diperhatikan oleh gereja yakni:
  • Gereja  perlu membuat/membuka, dan mengembangkan layanan infomasi khusus, baik di tingkat pusat, distrik, ressort, pagaran, weiks/lingkungan, dimana jemaat dapat memberi dan menerima informasi secara cepat dan praktis. Secara khusus HKBP telah memiliki satu Biro informasi, namun biro ini perlu dikembangkan sampai ke jemaat lokal.
  • Memanfaatkan  daya media massa modern yang ada seperti radio, televisi, multimedia, internet.
  • Memberdayakan media alternatif yang lazim dikenal sebagai media komunitas seperti teater rakyat, gondang, drama, poster, selebaran, forum diskusi, dan folkmedia dalam bentuk sastra rakyat seperti pantun, teka-teki, syair, tarian, nyanyian dll. Media komunikasi komunitas ini sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya-budaya bangsa kita. Umumnya media-media itu memiliki hubungan yang sangat erat dengan pesan-pesan moral, tentang yang baik dan yang jahat
  • Gereja hendaknya tetap membekali jemaatnya untuk memiliki sikap kritis terhadap dampat negatif informasi media massa. Media massa dan informasi yang dihasilkannya bukan satu-satunya kebenaran mutlak untuk itu perlu dikritisi
 Gereja hendaknya senantiasa proaktif dalam mengakomoder setiap informasi yang berkembang dalam masyarakat (baik isu politik, ekonomi, sosial, agama, budaya, dll) dan memberikan penjelasan menurut iman Kristen.
Saya menggunakan Blog ini yaitu sebagai salah satu cara untuk mengkomunikasikan media massa dengan gereja. Dimana blog juga merupakan salah satu media yang bisa membantu gereja guna untuk pelayan atau dalam hal untuk menulis renungan-renungan harian atau bulan yang dimiliki gereja. Dengan adanya blog semua masyarakat bisa menggunakannya karena ini yang digunakan ini mudah untuk di akses dalam internet dan bias menjangkau sampai ke seluruh jemaat. Dengan adanya blog bisa membantu gereja dalam pelayan untuk mengabarkan injil atau kabar baik tentang Tuhan Yesus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar