I.
Pendahuluan
Pada dasarnya kata roh sering sekali
digunakan dalam gereja dan bahkan kata ini terpelihara hingga saat ini dalam
gereja. Kata roh sebagai Pernyataan istilah ke Tritunggalan Allah yang
menjelaskan tentang keilahian dari ketiga pribadi dalam Allah Tritunggal. Pada
dasarnya pemahaman manusia tentang roh berangkat dari ungkapan Yesus Sendiri
yang mengatakan bahwa roh Allah akan turun untuk membantu manusia dalam
melakukan segala pekerjaannya. Penyataan diri Yesus Kristus akan ada dalam diri
roh sehingga akan tinggal di dalam batin manusia itu dan akan menuntun manusia
itu untuk menjalankan kehidupannya.
Pada umumnya Alkitab dan gereja
mengakui hal ini, yaitu bahwa Roh Kudus (Pneumatologi) otoritas ilahi.
Keilahian Roh Kudus (Pneumatologi) secara umum diterima oleh gereja, dan
keilahian Roh Kudus tidak terlalu diperdebatkan. Tetapi, sekitar abad ke-4 muncul beberapa pembahasan
mengenai Roh Kudus (Pneumatologi)
yang diinspirasikan dari
pendapat beberapa uskup yang akhirnya dibawa ke dalam konsili-konsili yang
terjadi pada saat itu. Bahkan pemahaman ini telah mengganggu konsep Allah dan
pemahaman manusia tentang Allah yang Tunggal. Bahkan Hingga saat ini pun,
pemahaman akan Roh Kudus ini selalu tetap dibicarakan dan diperdebatkan oleh para
teolog dan juga pertanyaan-pertanyaan dari luar gereja yang pada hakekatnya
mereka ingin mengetahui konsep ketritunggalan Allah itu sendiri. Oleh karena
itu, dalam sajian ini, kelompok akan membahas tentang Roh Kudus (Pneumatologi) serta fungsi atau peranan Roh Kudus, Proses
menerima Roh Kudus dan awal pemahaman Roh Kudus yang dimulai dari Perjanjian
Lama, Kekristenan dan hingga penggunaannya sampai saat ini. Pembuatan makalah
ini dimulai dengan penelitian literer dari beberapa buku dogmatika, yang pada akhirnya
nanti dapat membentu kita untuk memahami apa sebenarnya Roh Kudus itu, mengapa
gereja mengajarkan hal itu dan bagaimana seseorang yang menerimanya.
II. ISI
2.1.Etimologi
Dalam Alkitab
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru Kata Roh Di kenal ke dalam dua Istilah yang
mempunyai arti yang sama Yaitu Ruach
dan Pneuma. Pertama, kedua
kata ini berarti gerakan udara yang disebabkan oleh nafas. Karena itu, ruach dan pneuma dapat diterjemahkan dengan nafas. Atau dengan arti kiasan nyawa dan semangat (yang
artinya sama dengan prinsip atau kodrat yang memberikan kehidupan kepada
tubuh). Kedua, kata ruach dan pneuma berarti gerakan udara yang
disebabkan oleh angin. Karena itu kedua kata itu dapat diterjemahkan dengan angin: angin sepoi-sepoi, angin kencang, angin ribut, badai, topan, dan
lain-lain.[1]
Roh dapat juga diterjemahkan sebagai istilah yang umumnya digunakan untuk orang
yang luar biasa (biasanya tak kelihatan). Roh juga disamakan dengan nafas atau
angin yang tak kelihatan, mengandung kekuatan dan pemberi hidup, dan kesadaran.[2]
Dalam Perjanjian Baru, kata
Yunani pneuma mempunyai arti luas.
Roh itu datang dalam api dan penghukuman (Mat.3:11), roh datang atas
murid-murid pada hari Pentakosta menyerupai api (Kis.2:3), tetapi kedengaran
seperti angin. Dalam gabungan dengan kata sifat Kudus (Roh Kudus), yang
dimaksud adalah Roh Allah.[3] Dalam hai ini ingin memaparkan
bahwa pada mulanya kata Roh hanya berdiri saja, tetapi Alkitab mengembangkannya
dengan menambahkan kata sifat Kudus, dan oleh sebab itulah sampai saat ini dalam
Alkitab dikenal dengan Istilah Roh Kudus.
Dalam arti harafiah, kata Yunani pneuma berarti hembusan atau angin.
Hembusan pernafasan manusia, hidup manusia, berasal dari Allah
dan akan kembali kepada
Allah bila manusia menghembuskan nafasnya terakhir. Tetapi Allah dapat mengembalikannya kepada
manusia, untuk keselamatan
manusia.[4]
Roh orang beriman didiami oleh Roh Allah yang bersatu dengan manusia, agar ia
mampu menyatakan doa sebagai putra Allah, agar ia bersatu dengan Tuhan
sedemikian rupa sehingga menyatu menjadi roh. Dengan demikian manusia
sungguh-sungguh diperbaharui
hidupnya. [5]
Perjanjian Baru bicara tentang kegiatan Roh Allah dalam segi karismatik,
peralihan, yang menjadi ciri khas PL. Roh datang kepada manusia, mengangkatnya,
dan menjadikannya mampu menjalankan tindakan-tindakan luar biasa: untuk bicara
sebagai nabi, untuk melakukan hal-hal ajaib. Maka kadang-kadang dikatakan bahwa
orang-orang tertentu dipenuhi oleh Roh Kudus, dan disebut pula kebijaksanaan
orang-orang rohani dan karisma-karisma yang dikaruniakan oleh Roh.[6]
Roh Kudus
dalam Perjanjian Baru sulit untuk dibedakan, karena pada Injil-Injil Sinoptik
dan kisah para rasul serta surat-surat Paulus sering sekali mengambarkannya
dengan pneuma agion dan dengan kata pneuma saja. Di dalam surat Matius dan Lukas mereka ini
menggunakan kata to pneuma agion yang pada
dasarnya menunjuk kepada diri Yesus Kristus (Mat 1:18-20, Lk. 1:35) seperti
terang dari pneuma (roh).
Meskipun kata pneuma lebih penting
peranannya dalam cerita pembabtisan (Mat 3:11) dan menurut Injil Sinoptik yang
tua, konsep dari Mesias adalah dibabtis en pneuma agion (di dalam roh Kudus) Bd Kis 1:5 dan yang diberikan
pada hari pentakosta. Pada waktu pembabtisanlah Yesus Kristus dipenuhi dengan
Roh kudus ( Mat 3:13). Seperti cerita Noah setelah Air bah yang memulai zaman
Baru (Gn 8:8) dan demikian juga lah indikasi dari sebuah zaman baru yang muncul
setelah pembabtisan Yesus dengan Air (Bd. 1 Pet. 3:19). Secara langsung Roh
Allah akan dinyatakan di dalam diri Yesus Kristus, Allah akan menjadi Roh dan
diterima melalui Yesus Kristus (Jn. 20:22, Kis. 2:1) serta akan datang berupa
Roh dalam hari Pentakosta, seperti yang dijanjikan Yesus, bahwa dia akan datang
dalam wujud yang lain yaitu Roh.[7]
Dalam Matius 12:32 dikatakan, barang siapa yang menghujat
Roh Kudus dosanya tidak akan bisa diampuni di dunia ini dan di dunia yang akan
datang. Untuk kepentingan manusia itu Tuhan menyatakan diri-Nya dalam beberapa
bentuk. Roh Kudus yang datang pada waktu pentakosta adalah manifestasi dari
diri Yesus sendiri, tetapi kekuatan dan tujuannya sama yaitu untuk
menyelamatkan manusia itu dari dosa. Sehingga pada hari pentakosta akan
disebutkan dalam babtisan di dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus. Dalam Injil
kata pneuma agion sama dengan Ruakh khadosy dalam Perjanjian lama, yang nantinya digunakan
pada hari pentakosta, meskipun Yesus sendiri sering sekali berbicara tentang
Roh itu.
Kemudian lama kelamaan kata Roh dalam dunia
Kristen berkembang dan dikenal dengan Istilah Pneumatology. Kata pneumatology
berasal dari bahasa Yunani Yaitu Pneuma yang artinya adalah roh. Teology lebih
mengenalnya dengan nama “Roh Kudus”. Roh kudus ini biasanya sangat
meng-wahyukan diri Allah, menumbuhkan iman, mendorong doa, tinggal dalam gereja
menganungrahi umat dengan berbagai macam anugrah dan berkarya membawa segala
sesuatu kepada pemenuhan Kristus (Roma. 8:1-27; 1 kor. 2:10-16 dll.).
Seringkali roh kudus tidak dipelajari secara sendiri, melainkan sering
dikaitkan dengan ajaran kristen tentang Tritunggal, gereja, rahmat dan sakramen.
St Basilius Agung mangatakan bahwa roh akan diam-diam datang kepada manusia
untuk menegaskan bagaimana sebenarnya rupa Allah. Roh kudus akan selalu hadir
dimana-mana, tapi tidak pada suatu tempat yang khusus, dalam artian bahwa roh
kudus dapat ditemukan dimanamana dalam bidang teology , tidak terbatas pada
bidang-bidang tertentu.[8]
Ungkapan
tentang Roh kemungkinan adalah berangkat dari pengetahuan orang Kristen tentang
Allah Yang memberikan anaknya kepada manusia melalui Roh sebagai missi yang
historis. Dia akan menjadi pencipta
segala sesuatu yang ada di bumi yang menggantikan peran pekerjaan Allah
sebelumnya. Jadi pneumatology adalah roh
yang konsisten tinggal di dalam diri manusia dengan tujuan memberikan
keselamatan kepada manusia. Roh ini tidak akan pernah diam atau tidak mau tahu
dengan kehidupan manusia, tetapi Roh ini akan ikut campur terhadap segala
sesuatu tindakan manusia secara batiniah dan rohaniah. Roh ini akan kenciptakan
manusia kedalam situasi kehidupan yang baru yang dekat dengan rencana
keselamatan Allah.[9]
2.2.Pemahaman tentang Pneumatologi
2.2.1. Perjanjian Lama
Definisi kata Roh dalam Perjanjian Lama berasal dari kata Ibrani
ruach.
Roh mempunyai beberapa arti, yang mana semuanya menunjuk kepada apa yang tidak
terlihat oleh mata manusia dan yang membuktikan adanya daya atau tenaga aktif
bekerja. Kata Ibrani dan Yunaninya digunakan untuk menyatakan angin, daya hidup yang aktif
dalam makhluk-makhluk di bumi, desakan dari hati nurani yang menentukan cara
orang berbicara dan berprilaku, serta ucapan terilham yang berasal dari sumber
yang tidak kelihatan.[10] Selanjutnya, ruach juga menjadi sama artinya dengan nefesh, yakni jiwa dan nyawa, dan akhirnya berarti pula pusat kemauan
dan tindakan manusia sehingga ruach
menunjukkan juga ‘roh’ dalam arti berada dalam manusia sebagai ‘makhluk
rohani’, yakni berakal budi. Dalam Perjanjian Lama, tidak ada ditemukan
pertentangan roh dan daging seperti yang terdapat dalam Perjanjian Baru.[11]
a. Pekerjaan Roh dalam penciptaan
1. Roh melayang-layang diatas permukaan air (Kejadian 1:2). Ini menandakan bahwa pada awalnya roh telah ada dan bahkan sebelum
manusia ada, roh itu telah ada dan telah hidup.
2. Membentuk manusia (Kejadian 2:7). Dalam hal ini menandakan bahwa mansia itu
dihidupkan melalui Roh, jadi pada initinya bahwa dalam diri manusia itu selalu
ada Roh.
3. Mencerahkan langit (Ayub 26:13). Melalui pergerakan Roh, maka langit juga akan
mengalami perubahan.
4. Memelihara kehidupan binatang. Ini menandakan
bahwa tidak hanya manusia yang tergantung kepada Roh itu, tetapi segala sesuatu
yang ada di bumi.
5. Membaharui permukaan bumi (Mazmur 104:30). Roh akan mengubah
dan memperbaharui bumu melalui kekuatannya.
b. Pekerjaan
roh dalam melengkapi bagi pelayanan
Roh datang pada orang yang dipilih Allah untuk tugas tertentu
dan menganugerahkan kecakapan untuk mengemban tugas itu, misalnya :
1. Keahlian (Keluaran
31:3). Roh akan memberikan keahliah
kepada manusia untuk segala pekerjaannya.
2. Kepemimpinan (Hakim-hakim 3:10). Roh itu akan
memimpin manusia untuk menjalani kehidupan dan memaknainya.
3. Kekuatan badani (Hakim-hakim 14:6)
c.
Pekerjaan Roh dalam
mengilhami pada Nabi.
Ada kalanya sekelompok orang yang fanatik mengatakan diri
digerakkan oleh Roh untuk melakukan hal-hal bagi orang-orang lain dengan
sesuatu yang berlebihan. Dilain-pihak ada sekelompok orang lain yang sangat
berhati-hati dan lebih mengerti perihal rohani. Akibatnya kelompok ini
cenderung memisahkan diri dari kelompok fanatik itu, dan tidak begitu gampang
menyebut diri didiami oleh Roh. Sementara itu ada nabi yang sungguh-sungguh
menyadari peranan dan pengaruh Roh. Karya Roh dipandang tinggi bobotnya dalam
wujud moral, sedangkan kemungkinan bergerak secara spontan dalam hal-hal rohani
dan kebebasan melampaui kebiasaan diakui.
2.2.2. Perjanjian Baru
Dalam
Perjanjian Baru hal ini dapat dilihat dari awal Kesaksian Yohanes yang terjadi
pada waktu dia sendiri melakukan peristiwa pembabtisan itu. Hal ini ingin
menjelaskan bahwa Yohanes sendiri ingin memulai pengakuan tentang datang Roh
Kudus atau yang disebut dengan Istilah Pentakosta. Dalam Injil sinoptik, Roh itu tampak seperti
merpati yang turun dari langit, singgah di atas Yesus setelah dia selesai di
babtis (Mt. 3:16, Mk. 1:10, lk.3:22). Yohanes sama sekali tidak mengenal Yesus
sebagai Mesias sebelum Roh Allah turun di atas Dia. Hal ini sama dengan apa
yang dinubuatkan dalam Perjanjian lama yaitu Roh Tuhan ada padanya, Roh hikmat
dan pengertian roh nasihat dan keperkasaan Roh pengenalan dan takut akan Tuhan
(Yes. 11:2, Yes. 42:1 dan Yes. 66:1). Kesaksian Yohanes di sini menyatakan
bahwa Dia yang akan membabtis dengan Roh itu akan datang.
Dalam hal
ini Yohanes menggunakan bahasa yang
mengingatkan kepada keadaan mengenai respon
kepada ke-Tuhanan Yesus pada waktu pembabtisan: Roh akan datang dan
turun dari sorga dan tetap tinggal bersama dengan Yesus Kristus, sebagaimana
yang dikatakan dalam Perjanjian Lama. Suara dari sorga mengumandangkan bahwa
Yesus akan dipenuhi Roh Kudus dan Dia akan membabtis manusia dengan Roh.
Kesaksian Yohanes menunjuk kepada suatu moment yang pasti. Kesaksian Yohanes
itu dapat dilihat dalam tempat pembabtisan dan pada turunnya merpati sebagai
terang atas Yesus pada saat pembabtisan-Nya. Pembabtisan Yohanes menceritakan
bagian yang perlu dari kesaksiannya dan Dia sebelumnya tidak mengetahui apa dan
siapa Yesus sebelum Roh Kudus yang turun dari langit naik ke atasnya, serta dia
mengakui Yesus, hanya kerena Yohanes telah melihat tanda itu turun dari langit.
Yohanes yakin bahwa banyak kesempatan untuk melihat spritualitas Yesus pada
masa kehidupan-Nya dan hubungan pembabtisan Yesus telah dijanjikan sebelumnya, dia telah melihat
sesuatu yang ada dalam diri Yesus, ketika Yesus dibabtis. Tetapi cerita ini
bukan berarti bahwa pembabtisan dan turunnya Roh Kudus ke atas-Nya itu
merupakan akhir ke-Mesiasan-Nya. dia mengatakan bahwa turunnya Roh Kudus ke
atasnya sudah cukup sebagai tanda kepadanya untuk mengakui ke-Mesiasan Yesus.
Roh Kudus akan turun di atas Yesus dan tinggal bersama Dia, artinya bahwa
pembabtisan Yesus sebagai awal kebesaran-Nya. [13]
[2] Bnd.John R.Hinnels
(ed.), A New Dictionary of Religions,
Blackwell Publishers Ltd, USA 1995: hlm. 492.
[7]
Lih. Gerhard
Kittel, to pneuma agion dalam,
TDNT Vol 1, Grand Rapids, Michigan
1992: hlm. 103-105.
[9] Philip J. Rosato, The wetsminster Dictionary Of Christian
Teology, The Westminster Press,
Philaelpia1983: hlm. 262.
[12] Bnd.“Roh Kudus” dalam J.D.
Douglas (peny.), Ensiklopedi Alkitab
Masa Kini Jilid II, Yayasan
Komunikasi Bina Kasih, Jakarta 2008: hlm. 318-319
Tidak ada komentar:
Posting Komentar